Senang deh jika membahas tentang kuliner nusantara, seperti tidak ada habisnya. Selalu ada inovasi baru hasil eksperimen para juru masak. Bahan-bahan yang nampaknya biasa saja, disulap menjadi makanan lezat yang mampu menggoyang lidah. Beragam cita rasa dari manis, asam, asin, dan pedas menyatu menjadi sajian yang luar biasa. Sebut saja Mangut Beong, kuliner khas Kabupaten Magelang.
Berkenalan Dengan si Ikan BeongBagi sebagian orang, makanan Mangut Beong mungkin masih asing di telinga. Mangut adalah salah satu jenis masakan seperti gulai namun lebih encer dan pedas. Biasanya ikan air tawarlah yang diolah menjadi mangut. Sedangkan ikan beong sendiri adalah ikan endemik yang hanya dapat ditemukan di Sungai, kalau di Kabupaten magelang, kita bisa jumpai ikan beong di Sungai Progo. Bentuk ikan beong ini menyerupai lele, namun ukurannya lebih besar dan memiliki daging yang cukup banyak di bagian kepalanya.
Sekarang ini di Kabupaten Magelang sudah sangat mudah menemukan warung makan yang menyediakan mangut beong, terlebih di Kecamatan Borobudur. Di antara puluhan warung makan tersebut, salah satu yang paling dikenal oleh masyarakat adalah Rumah Makan Sehati Selera Pedas.
Rumah makan Sehati Selera Pedas ini berdiri sejak 21 tahun yang lalu, terletak di pinggir jalan raya Desa Kembanglimus, namun pada pertengahan tahun 2015, lokasinya pindah masuk ke dalam Dusun Mbumen, Desa Kembanglimus, Kecamatan Borobudur, Kab Magelang, Jawa Tengah. Awalnya rumah makan ini dikelola oleh Murni dan suaminya. Karena faktor usia, pengelolaan RM Sehati selanjutnya diteruskan oleh putranya, Nur Rohman, dan kakak perempuannya. Nur Rohman, menceritakan awal kisah berdirinya Rumah Makan ini.
“Dulu kita cuman dari keluarga. Buka warung di tepi jalan sana. Sejak buka sampai hari ini, kita sudah 21 tahun. Itu dulunya cuman jualan nasi rames, soto ayam, sama goreng-gorengan. Lama kelamaan, ada ikan beong. Dulu, jual beong itu susah tapi sekarang malah kekurangan stock. Jadi, dulu beong yang 10kg tidak laku terjual. Dulu itu, mungkin belum ada peminatnya. Masih asing. 2 tahun atau 3 tahun, orang baru mengenali ikan beong itu apa. Ikan beong itukan ikan liar dari sungai progo. Jadi, tidak bisa dibudidayakan. Lama-kelamaan kemudian banyak penggemarnya”.
Rumah makan yang terletak tidak jauh dari Candi Borobudur ini memiliki tagline yang cukup unik, yakni “
Mangut Kotos-Kotos”, bahkan saat memasuki rumah makan ini pengunjung disambut dengan tulisan “
Anda memasuki kawasan siap kotos-kotos”. Kotos-kotos sendiri adalah kata yang berasal dari Bahasa Jawa yang dapat diartikan dengan “
berkeringat deras”. Wah wah wah, dari kalimat itu saja pengunjung sudah dapat langsung membayangkan bagaimana pedasnya mangut beong tersebut.
Penulis pun berkesempatan mencicipi sensasi kuliner yang ditawarkan Rumah Makan Sehati. Siang itu, saya disuguhi satu porsi mangut beong, yang terdiri dari nasi putih hangat, dan satu ekor beong siap santap berukuran sedang, kira-kira panjangnya 20 cm. Pada suapan pertama, lidah saya langsung dihantam dengan sensasi pedasnya si mangut beong, sayapun langsung berusaha meraih air putih untuk menetralkan rasa pedas di lidah. Untuk suapan berikutnya, saya sudah cukup persiapan, jadi sudah tidak kaget lagi dengan rasa pedas yang akan menyambut lidah saya kemudian, hehehe.... Tekstur ikan beong ternyata berbeda jauh dengan ikan lele yang dagingnya lembut. Menurut saya, tekstur ikan beong malah hampir mirip dengan tekstur ikan gurame, dagingnya tebal dan tidak begitu lembut. Mungkin karena beong ini digoreng dulu sebelum dimasak menjadi mangut.
Resep Rahasia Mangut BeongIkan beong memang pas diolah menjadi mangut, sebab jika hanya digoreng atau dimasak gurih akan menjadi kurang lezat. Bau amis pada ikan beong sangat tajam, dan cukup sulit untuk dihilangkan. Namun, dengan memasaknya menjadi mangut yang pedas, bau amis ikan ini dapat dihilangkan.
“
Proses pembuatan mangut beong sendiri dimulai dengan membersihkan ikan terlebih dahulu. Kemudian menyiapkan semua bumbu dapur seperti kunyit, lengkuas, serai, daun salam, ketumbar, dan merica. Untuk menghilangkan bau amis dari beong, jangan lupa untuk memberikan daun jeruk. Kemudian, ikan beong terlebih dahulu digoreng sebelum dimasukkan ke dalam gulai. Setelah semua bumbu disiapkan, lalu ditumis hingga baunya terasa. Setelah itu, ditambahkan santan hingga mendidih. Lalu, ikan beong yang sudah digoreng dimasukkan ke dalam santan yang mendidih. Jangan lupa terus diaduk agar bumbunya meresap ke dalam daging”, ungkap Nur Rohman berbagi resep rahasia keluarganya.
Waktu yang dibutuhkan untuk memasak mangut beong sekitar 45 menit. Cara pembuatannya terbilang mudah, akan tetapi membutuhkan keahlian khusus serta kepekaan dalam cita rasa. Sehingga yang dihasilkan adalah mangut beong spesial pedas dan gurih. Untuk melengkapi sajian mangut beong ini, rumah makan Sehati menyediakan sayur terancam. Sayur yang berisi irisan sayuran mentah ini ternyata juga tak kalah pedasnya. Ya, pengunjung harus siap “
kotos-kotos” ketika menyantap mangut dan sayur terancam ini.
Selalu Diburu Pecinta Kuliner PedasMangut beong sendiri baru dikenal luas beberapa tahun belakangan ini. Awalnya, kuliner ini diliput oleh salah satu stasiun televisi swasta nasional. Berkat informasi dari media tersebut, masyarakat menjadi penasaran dan ingin mencobanya. Tidak hanya warga Kab Magelang sendiri yang gemar menikmati mangut beong ini, bahkan turis dari luar kota dan wisatawan asing pun ternyata pernah beberapa kali mengunjungi rumah makan ini. Pejabat, artis, dan publik figur lainnya juga tak kalah sering mampir ke rumah makan ini hanya untuk mencicipi cita rasa pedas mangut beong.
Nur Rohman menceritakan, pagi ini baru saja kedatangan turis asing yang baru turun dari Bukit Wisata Punthuk Setumbu dan Gereja Ayam yang terletak tidak jauh dari Rumah Makan Sehati. Selain pedas yang menjadi ciri khas mangut beong, bagian kepala beong juga menjadi favorit para pembeli ketika menikmati hidangan. Seperti beberapa pengunjung yang datang siang itu, mereka mengatakan selalu kangen dengan sensasi pedas yang ditawarkan mangut beong.
Selain rasanya yang nikmat, harga yang terjangkau juga menjadi daya tarik bagi pengunjung. Satu porsi mangut beong, dijual mulai dari Rp 20.000,00 hingga Rp 50.000,00. Harganya berbeda tergantung ukuran ikan beong yang disajikan. Hmmm harga ini tentu sebanding dengan nikmatnya mangut ikan beong, sayur terancam, dan sepiring nasi hangat yang akan dinikmati sang pecinta kuliner.
Tidak heran, rumah makan ini tidak pernah sepi pengunjung. Parkiran mobil dan motor selalu penuh. Puncaknya ketika jam makan siang tiba, rumah makan ini dijamin akan sangat ramai.
Setiap harinya, Rumah Makan Sehati rata-rata membutuhkan ikan beong sebanyak 120 kilogram. Namun pada akhir pekan dan musim liburan, jumlah ikan yang dibutuhkan juga meningkat, nggak tanggung-tanggung, ikan beong yang diolah bisa mencapai menjadi 200 hingga 250 kilogram! Angka ini menggambarkan tingginya permintaan masyarakat terhadap mangut ikan beong. Menurut Nur Rohman, putra pemilik rumah makan ini, setiap harinya ada ratusan pengunjung yang mengkonsumsi mangut beong.
Untuk mencukupi kebutuhan ikan beong yang tidak sedikit ini, rumah makan Sehati telah menjalin kerjasama dengan enam pemasok. Satu pemasok biasanya memiliki sepuluh anak buah yang bertugas mencari ikan di sepanjang sungai Progo. Setiap harinya pemasok akan mengirim ikan beong ke rumah makan ini pada pukul 22.00. Baru setelah itu pada pagi harinya ikan tersebut dibersihkan dan siap untuk diolah.
Tidak hanya makan di tempat, Rumah Makan Sehati juga sering menerima pesanan dari luar. Mulai dari resepsi, pengajian, acara ulang tahun bahkan festival kota. Penyajiannya juga disesuaikan dengan permintaan pasar, ada nasi box dan prasmanan juga.
Karena memiliki penggemar yang cukup banyak, rumah makan ini cukup sering mengirim masakannya ke luar kota bahkan ke luar negeri. Wah bagaimana ya caranya?.. Ternyata ada trik khusus untuk mengirim mangut beong ini agar tidak basi saat sampai ke tempat tujuan.
“
Ikan beong yang sudah digoreng dan bumbu harus dipisahkan saat dikirim. Bumbu yang sudah dimasak sebelumnya ini akan tahan cukup lama. Setelah sampai, pembelilah yang harus mengolahnya sendiri. Ikan beong goreng dimasak bersama bumbu yang sudah disediakan, lalu setelahnya tinggal ditambah dengan santan segar”, ungkap Nur Rohman. Dengan begitu, pelanggan dari manapun kini dapat menyantap nikmatnya mangut beong.
Meski saat ini sudah meraih omzet yang sangat besar, Nur Rohman mengaku tidak ada niatan untuk membuka cabang rumah makannya di manapun karena ia mengaku masih kekurangan pemasok jika ingin membuka cabang. Nur rohman menjelaskan, Ikan beong bukanlah jenis ikan yang dapat dibudidayakan dengan mudah di dalam kolam, seperti ikan air tawar lainnya. Ikan ini hanya bisa berkembang biak di habitat aslinya, yaitu Sungai Progo. Beberapa waktu yang lalu Institut Pertanian Bogor (IPB) pernah mencoba untuk mengembangbiakkan ikan ini. Dalam waktu empat bulan, ada sekitar 7000 benih yang dilepaskan di sungai Sungai Progo. Tetapi hanya sekedar melepas benih, tidak untuk dibudidayakan.
Nur Rohman hanya mempunyai niatan untuk memperluas usahanya yang sudah dirintis selama 21 tahun oleh orang tuanya. “
Untuk ke depannya, kalau (buka) cabang tidak ada di pikiran saya. Kalau memperluas, Insya Allah ada. mungkin buat rest area gitu. Dari bulan kemarin, saya merencanakan itu. Tapi tempatnya belum ada. Kalau tempatnya jauh akan bikin repot”.
Ikan Beong, Liar Namun BergiziHidup liar di sungai Progo, ikan beong tumbuh dengan mengonsumsi tumbuhan liar dan ikan-ikan kecil di sungai. Hal ini menimbulkan opini bagi masyarakat bahwa kandungan nutrisi ikan beong cukup tinggi karena ikan beong hanya memakan makanan alami dari alam, tidak ada kandungan kimia maupun pengawetnya. Karena hal itu pula, Nur Rohman menganggap bahwa ikan beong lebih sehat daripada ikan lainnya karena sumber makanannya yang alami.
21 tahun menjalankan bisnis kuliner mangut beong, tak sedikit suka dan duka yang dialami oleh Nur Rohman dan keluarganya. Ia mengaku puas jika warung makannya ramai dikunjungi pembeli, dan ikan beong yang disiapkan ludes semua.
Selain itu, ada prestasi juga loh yang diraih rumah makan sehati berkat mangut beongnya yang lezat, yaitu juara 2 Festival Kuliner Kabupaten Magelang saat perayaan ulang tahun Kota Mungkid beberapa waktu lalu. Luar biasa bukan.
Nah bagaimana Sahabat Gemilang? Anda pecinta pedas? Dan gemar makan ikan? Kalau jawaban anda ya, berarti anda harus segera mencicipi cita rasa pedasnya mangut beong! RM Sehati Selera Pedas buka setiap hari mulai pukul 8 pagi sampai jam 5 sore. Tapi tidak jarang, jam 2 siang pun mereka sudah tutup karena masakan yang disediakan sudah keburu habis diborong pecinta kuliner pedas.
Jangan sungkan juga untuk berkunjung ke Kabupaten Magelang yang punya sejuta sensasi kuliner dan objek wisata istimewa.
***** fany rachmawati *****