Menurut Syamsul, Gunung merapi meletus secara rutin diikuti awan panas dan disusul banjir lahar dingin, atau banjir lahar.Ini kenapa saya sebut bencana merapi bersifat permanen” katanya dalam monitoring pelaksanaan rehabilitasi dan rekonnstruksi pasca bencana gunung Merapi di dusun Pandean,Desa Jeruk Agung Kecamatan Srumbung.Kabupaten Magelang.
Menurutnya BNPB telah menggelontorkan dana hingga triliunan rupiah guna merehabilitasi lingkungan di sekitar Gunung Merapi, hal ini dimaksudkan tidak hanya guna memulihkan kondisi masyarakatnya namun diharapkan menjadi lebih baik dari kondisi sebelum terjadi erupsi “ tuturnya.
Ia mencontohkan guna merehabilitasi tanaman salak milik warga serta rehabilitasi infrastruktur yang lain BNPB telah mengeluarkan dana hingga 35 miliar. Dana ini diantaranya guna membiayai pemangkasan salak milik masyarakat yang patah terkena abu serta membiayai warga yang Gotong Royong akibat erupsi merapi, yang sekarang salaknya sudah pulih dan panen kembali.
Terkait ancaman lahar , Kepala BNPB mengingatkan kepada masyarakat agar tetap waspada, pasalnya potensi material masih besar. sehingga jika turun hujan potensi banjir lahar masih sangat besar.
Namun demikian Ia menegaskan disamping memperbaiki sabo dam dan aliran sungai BNPB juga mempersiapkan masyarakat agar selalu siap jika terjadi bencana erupsi dan banjir lahar. “ Bencana itu bertemunya kerentanan dan kelemahan masyarakat dengan ancaman, Jika masyaraklat kuat dan selalu siaga, bencana tiodak akan menjadi masalah “ tegas nya.
Bupati Magelang Ir.Singgih Sanyoto menambahkan kegiatan rehabilitasi dan rekontruksi pasca erupsi merapi berjalan baik.Bahkan pemangkasan daun salak sebanyak 2.500 hektare salak warga dapat diselamatkan, yang dibiayai BNPB kini sudah pulih dan sudah menunjukkan hasilnya. “ kami berterima kasih atas tindakan cepat BNPB sehingga tanaman salak warga bisa diselamatkan, Kami juga berharap jembatan Srowol dan jembatan Tlatar dapat dibangun permanen “ katanya.