Hadir dalam acara ini Ketua Tim Komisi VI DPR-RI Agus Hermanto, anggota *komisi VI *DPR *Abdul Wahid, Direktur Bisnis UMKM Bank BRI Djarot Kusumayakti, Wakil Bupati Zaenal Arifin dan sejumlah pimpinan SKPD Kabupaten Magelang.*
Menurut Sekda UKM korban Merapi tersebut tersebar di 14 kecamatan dengan bidang usaha bermacam. Mulai kerajinan patung, penggergajian batu, makanan, jual beli motor, jual bei mobil, salon, bengkel dinamo, bengkel mobil, mebel, onderdil motor, las dan sebagainya. Ia berharap bank bersedia memberikan penghapusan utang. Jika tidak maka perlu ada keringanan kepada pemilik usaha kecil. Hal ini karena banyak pelaku usaha yang terpaksa berhenti usaha karena erupsi dan banjir lahar dingin.
Sejumlah lokasi usaha di Desa Jumoyo, dan Sirahan Kecamatan Salam, dan Desa Blongkeng, Kecamatan Ngluwar bahkan menjadi korban lahar dingin. Mereka terancam gulung tikar jika tidak mendapatkan dukungan dari pemerintah dan bank. Dalam kesempatan ini, sejumlah bank BUMN memberikan bantuan untuk pelaku usaha kecil serta kelompok tani. Seperti bank BNI memberikan bantuan untuk UKM Rp 15 juta, kredit UMKM Rp 105 juta, dan kelompok tani di Srumbung Rp 15 juta, kemudian Bank Mandiri Rp 25 juta dan Bank BTN Rp 25 juta.
Bantuan terbesar diberikan Bank BRI yang memberikan kredit lunak sebesar Rp 20 milyar. Kredit yang ditujukan untuk mitra binaan itu akan diberikan untuk empat kabupaten yakni Kabupaten Magelang, Klaten, Boyolali dan Sleman.
“Kredit mitra binaan ini berbeda dengan KUR yang komersial. Jika kredit KUR berbunga 14 persen maka kredit kemitraan hanya 3 persen per tahun. Ini sangat ringan dan saya pikir akan sangat berguna untuk UKM di Magelang,” kata Pimpinan Cabang BRI Cabang Muntilan Nasrullah Iskandar.
Menurut Nasrullah persyaratan untuk mendapatkan kredit itu sangat mudah yakni pelaku usaha mampu menunjukkan bahwa usahanya prospektif dan layak diberi kredit. Program ini merupakan bagian dari *Corporate social responsibility.*
*Agus Hermanto mengatakan bahwa salah satu cara agar proses rehabilitasi dan rekonstruksi bisa berjalan lebih cepat maka Usaha Kecil dan Menengah (UKM) perlu dibangkitkan lebih dulu. Hal ini karena UKM bisa menyerap banyak tenaga kerja sehingga mempercepat kebangkitan ekonomi Kabupaten Magelan*
“Bukannya yang laibn tidak penting. Namun UKM ini jika dikelola dengan baik bisa menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat. Untuk yang lain nanti bisa dikoordinasikan dengan kementrian dan lembaga terkait,” kata dia. Usulan menarik disampaikan Abdul Wahid. Menurut anggota DPR dari Gerindra itu deposit pasir yang melimpah di sekitar bantaran Kali Putih, Pabelan dan Krasak perlu dimanfaatkan untuk mengembangkan ekonomi masyarakat.*
“Saya tidak setuju usulan ekspor pasir karena hanya menguntungkan sebagian kecil orang. Saya setuju jika dibentuk BUMDesa. Mereka bisa membuat batako dan kerajinan. Hasilnya bisa dikirim ke kota sepperti Semarang. Ini lebih baik untuk ekonomi masyarakat,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Desa Jumoyo Sungkono mengatakan bahwa banyak pelaku usahanya yang kehilangan tempat usaha, dagangan, modal, dan bahkan sertifikat. Untuk itu, ia berharap bank bersedia memberikan kredit lunak dengan masa pengembalian panjang.
“Kami butuh kemudahan untuk mencari pinjaman ke bank. Kalau bisa bunganya lunak dan tanpa agunan karena banyak sertifikat hilang. Dengan pengembalian tiga tahun ke depan tentu UKM akan bisa bangkit,” kata dia.