Menurut Bupati , Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, tantangan dakwah dan pembinaan umat saat ini akan semakin berat. Oleh karenanya juru dakwah harus bisa memprioritaskan hal-hal yang penting dan mendesak yang dibutuhkan oleh ummat, sehingga sudah tidak relevan lagi membicarakan hal-hal yang sifatnya khilafiyah di tengah masyarakat.
“ Jumlah penyuluh Agama di Indonesia maupun di Kabupaten Magelang, dibandingkan dengan jumlah penduduk sangat tidak ideal. Meskipun demikian , minimnya jumlah penyuluh Agama tidak dapat dijadikan alasan bagi lemahnya pembinaan umat “ katanya.
Untuk itu Penyuluh Agama dituntut untuk dapt menerapkan metodologi dakwah yang semakin baik dan dinamis ,sesuai dengan tuntutan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, baik dari segi sarana dan prasarana maupun penyampainya.
Penyuluh agama hendaknya selalu berupaya untuk memahami misi yang diembanya, memahami situasi dan kondisi masyarakat, memperhatikan isu yang berkembang, dan dapat meluruskan opini-opini yang tidak benar, sehingga tercipta situasi yang kondusif,aman,tenteram, tertib dan damai dalam masyarakat.
Menurut Drs. Khudaefah MPdi, Kepala Kantor Kementerian Agam Kabupaten Magelang , Kegiaan penguatan mental dan pencerahan tidak dapat diukur sehingga peran nyata dari para penyuluh Agama sering dianggap tidak berperan apa-apa.
Namun karena dilandasi dasar ikhlas beramal,seperti peran nyata memberikan pendampingan dan bantuan kepada para korban merapi 2010 yang lalu , diharapkan peran Penyuluh Agama dapat memberikan manfaat terhadap masyarakat.
Kegiatan rapat koordinasi penyuluh Agama ini dilandasi akibat terjadinya erupsi merapi beberapa waktu yang lalu, yang ditindak lanjuti dan diharapkan dapat terus berlangsung , tidak hanya untuk kepentingan anggota
paguyuban, akan tetapi dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.