Kota Mungkid - Berkenaan dengan peran serta anak dalam upaya Pengurangan Resiko Bencana, Save the Children, sebagai salah satu NGO (Non Government
Organization) yang fokus pada anak-anak bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Magelang dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang menyelenggarakan kegiatan "*Race for Survival*" yang merupakan bagian dari kampanye *Save the Children Global Day of Action*, rabu (23/10). Kegiatan tersebut berbentuk lari maraton estafet untuk anak-anak usia sekolah dasar yang
diselenggarakan di Lapangan Samodra Raksa, Komplek Taman Wisata Candi Borobudur. Race ini diikuti oleh 240 peserta, terdiri dari 40 peserta kehormatan sebagai pembuka lomba secara simbolis dan 200 peserta anak-anak dari SDN Wonolelo 1 Sawangan, SDN Wonolelo 3 Sawangan, SDN Ngablak 1 Srumbung, dan MI Ngablak 1 Srumbung.
"Lomba Iari ini sebagai perwujudan bahwa setiap anak berhak untuk diselamatkan khususnya dalam situasi khusus / bencana. Suara anak sudah
semestinya menjadi perhatian bagi orang dewasa. Dalam lomba ini, secara estafet anak akan membawakan tongkat yang berisi suara anak, dan akan diserahkan kepada orang dewasa." Kata Paramita Hapsari, DRR program coordinator Save the Children
Selain itu, sebagai bagian dari *Save the Children Global Day of Action*yang menyerukan ke para pemimpin dunia untuk mengurangi tingkat
kematian anak dari penyebab yang dapat dicegah, pada hari yang sama, 23 Oktober 2013 juga diadakan diskusi terkait isu Child Survival secara global, melalui
rolling video conference dari Jepang hingga Brazil.
Kegiatan dari Save the Children Indonesia memfokuskan pada program kesehatan bayi baru lahir serta kesehatan dan gizi anak dengan bekerja di
masyarakat dan sekolah untuk membangun kapasitas petugas kesehatan, meningkatkan tenaga kesehatan dan perilaku hidup sehat untuk anak, dan
mendukung sistem kesehatan dan gizi. Save the Children juga mendorong peningkatan alokasi sumber daya yang lebih baik di tingkat sekolah, kabupaten , dan nasional untuk mendukung program kesehatan, kebersihan dan nutrisi.
"Penelitian menunjukkan bahwa anak yang lahir dari 20% keluarga termiskin, dua kali lebih besar kemungkinannya untuk meninggal, dibanding anak-anak
yang lahir dari 20% keluarga terkaya. Tidak ada satupun anak yang harus meninggal hanya karena mereka terlalu miskin dan tidak sanggup membayar pelayanan kesehatan yang dibutuhkan." papar Ricardo Caivano, Country Director Save the Children Indonesia
Menurut Ketua Panitia *Race for Survival *Ignasius Kendal, event internasional yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian terhadap kelangsungan hidup anak diikuti lebih dari 600 anak-anak di tiga kota di Indonesia yaitu Belu (NTT), Bandung, (Jawa Barat) dan Magelang (Jawa Tengah) akan bergabung bersama 50.000 anak dari 67 negara Iainnya untuk lari estafet maraton dunia pada hari ini. Kampanye Global ini menyerukan pemimpin dunia untuk mengambil Iangkah-langkah konkret dan segera mengatasi ketimpangan dalam hal pelayanan kesehatan, perawatan bayi baru lahir dan kekurangan gizi anak. Anak-anak yang terlibat adalah mereka dalam rentang usia 11 sampai 14 tahun, dan mereka akan berlari untuk mengalahkan rekor Patrick Makau atlet dari Kenya, yang menempuh 42,195 kilometer dalam waktu 2 jam 3 menit dan 38 detik. (*humas dan Protokol )