Menurut Abbet Nugroho selaku ketua penyelenggara kegiatan ini mengatakan bahwa kegiatan yang di beri label Zoom on in seniman muda
peduli merapi ini bertujuan untuk memberikan hiburan serta penggalangan dana bagi korban merapi khususnya anak-anak.
“ adanya erupsi merapi yang di susul banjir lahar dingin yang menimpa sebagian wilayah Kabupaten Magelang menyisakan duka yang mendalam
bagi masyarakat .Anak anak menjadi trauma,dan perlu mendapatkan hiburan supaya tidak styres “ katanya.
Kegiatan ini sebenarnya digagas oleh seorang volunter bernama Michele yang peduli pada pelestarian warisan budaya dunia, dia mencoba
menggabungkan konsep pelestarian warisan budaya dengan aksi solidaritas seniman muda untuk merapi dengan memberikan hiburan kepada
anak-anak pengungsi.
Sebelumnya anak anak yang rata-rata masih duduk di bangku SD ini juga diajak mengikuti workshop pembuatan gerabah, pawai solidaritas,pentas
solidaritas , pameran foto dan lukisan bertema merapi oleh pelajar SMP dan SMA dari wilayah Borobudr dan Mungkid.
Foto-foto erupsi merapi serta lukisan yang dipamerkan di sepanjang jalan masuk menuju candi Borobudur dijual untuk umum dan hasilnya disumbangkan kepada korban merapi.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Drs. Dian Setia Dharma mengatakan kegiatan ini sangatlah positif, dimana seniman-seniman muda memilki kepekaan yang tinggi dengan menggalang dana serta menghibur korban merapi, “ ini perlu dicontoh “ katanya.
Disamping menghilangkan trauma, ini merupakan pelajaran bagi anak-anak pengungsi untuk saling bantu sesama yang membutuhkan pertolongan ,
disamping itu, ini merupakan pengenalan kepada anak ternyata diluar sana masih banyak orang yang peduli kepada mereka.