BERHASAIL BANGKIT DARI ERUPSI MERAPI DAN MENCEGAH URBANISASI DESA NGABLAK RAIH JUARA HARI HABITAT.
Kota Mungkid, 28/2/2017. Kabupaten Magelang berhasil menjadi juara ke II pada lomba Hari Habitat tahun 2016 tingkat regional yang diadakan oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Propinsi Jawa Tengah yang penganugerahanya dilakukan di Hotel Patra Jasa Semarang ( 21/2) yang lalu.
Kabupaten Magelang berada dibawah Kabupaten Sukoharjo yang menjadi Juara pertama dan Kota Surakarta menempati urutan ketiga.“kami bangga dengan prestasi yang telah ditorehkan oleh masyarakat Ngablak Kecamatan Srumbung pada khususnya dan Magelang pada umumnya yang telah mampu menata perumahan dan kawasan mereka menuju masyarakat tangguh secara ekonomi dan siaga menghadapi bencana dengan hidup secara berdampingan dengan ancaman bencana merapi “ kata Bupati Magelang Zaenal Arifin SIP.
Fakta sejarah membuktikan, wilayah Kabupaten Magelang sudah lama menjadi permukiman penduduk sejak puluhan abad yang lalu. Adanya relief yang menggambarkan permukiman seperti yang terukir di dinding candi Borobudur misalnya, menjadi gambaran bagaimana penduduk yang hidup di Magelang kala itu membentuk permukiman mulai dari tempat tinggal, lahan pertanian, sampai pusat pemerintahan.
Sebagai wujud peran serta Pemerintah Kabupaten Magelang dalam Peringatan Hari Habitat Tahun 2016 yang mengusung tema “Housing at The Center”, mengajukan Permukiman Desa Ngablak Kecamatan Srumbung sebagai salah satu lokasi desa tangguh. Alasan Desa Ngablak sebagai desa tangguh sesuai dengan tema hari habitat tahun 2016 yang menjadikan rumah sebagai peradaban karena memiliki Penataan Kawasan Permukiman Berbasis Konsep “Living in Harmony with Merapi Disaster”.
Desa Ngablak Kecamatan Srumbung Berada pada ketinggian 645 dpl, desa ini berada di lereng Merapi dengan luas wilayah 361.866 Ha.Berpenduduk 2.443 jiwa yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Sebelah utara berbatasan langsung dengan taman nasional gunung merapi,
sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kemiren, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Banyuadem, Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Srumbung dan Ngargosoko.Meliputi 7 Dusun : Jengglik, Srikaton, Ngablak, Purwosari, Kedawung, Nepen dan Logandeng.
Pada tahun 2010, Erupsi Gunung Merapi meluluh lantahkan kehidupan desa ngablak, termasuk perumahan penduduk.Rehabilitasi terhadap rumah-rumah yang terdampak erupsi Merapi dilakukan penduduknya dengan tetap mempertahankan nilai arsitektur lokal. Tanah vulkanis yang subur sangat cocok dengan tanaman salak. Dampak letusan Gunung Merapi 2010 menyebabkan perkebunan salak tertutup abu merapi. Dengan konsep permukiman tangguh bencana, recovery system salak dilakukan agar tetap tumbuh kembali. Pada tahun 2011 kondisi perkebunan salak kualitas ekspor pulih seperti semula , masyarakat tidak perlu kehilangan mata pencaharian dan tidak perlu migrasi keluar desa.
Budidaya salak erat dengan kehidupan sehari-hari sehingga perumahannya berkonsep tata ruang hijau berbasis ekonomi di mana selain ditanam di kebun, salak juga di tata secara rapi di pekarang.
Dengan menyadari kerasnya persaingan komoditi salak di lereng Merapi, penduduk ngablak mulai berinovasi lewat kelompok usaha besama membuat olahan salak. Selain itu beberapa pengrajin ngablak dengan kreatifitasnya memanfaatkan akar dan biji salak sebagai aneka souvenir. Menyadari banyaknya potensi pohon kelapa yang tumbuh di pekarangan masyarakat memanfaatkan menjadi home industri gula jawa salah satunya bahkan sudah berumur lebih dari dua dekade menangani indutri ini. Menyadari potensinya Desa Ngablak memiliki potensi sebagai desa wisata, masyarakat Ngablak sadar baik secara individu maupun secara gotong royong untuk mencegah munculnya kawasan kumuh dengan semangat sapta pesona. Hal ini sesuai dengan kebijakan pengembangan prasarana dan sarana permukiman pencegahan kawasan kumuh berbasis masyarakat.“ Harapan kami desa desa yang lain dapat tumbuh dan berkembang seperti desa Ngablak ini sehingga Kabupaten Magelang yang sejahtera maju dan amanah akan cepat terwujut “ harap Bupati.
*****pr dok kendro humas protokol – Advetorial ******