BERITAMAGELANG.ID - Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geosifika (BMKG) menghimbau masyarakat mewaspadai
cuaca ekstrim beberapa pekan ke depan.
Himbauan
tersebut disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati usai membuka Sosialisasi Agroklimat
di Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Jawa Tengah, Jumat (04/05).
Mantan Rektor UGM
Yogyakarta tersebut mengungkapkan, cuaca ekstrim terjadi akibat masa transisi
musim hujan ke musim kemarau.
"Pada masa pancaroba ini masih
ada kemungkinan terjadi cuaca ekstrim dan angin kencang putting beliung,"
jelas Dwi.
Lebih lanjut ia
menuturkan, sebagian wilayah Pulau Jawa dan Indonesia bagian tengah sampai
barat menghadapi masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau. Namun, ada
sebagaian wilayah, seperti Nusa Tenggara hingga Bali sudah memasuki musim hujan.
"Untuk wilayah
Jawa termasuk Magelang masuk masa transisi, yang harus diperhatikan saat ini
adalah kondisi cuaca lokal yang sangat dinamis yang berpotensi angin putting beliung
secara lokal," imbuhnya.
Diperkirakan puncak
musim kemarau di Jawa terjadi sekitar Agustus hingga September 2018. Biasanya
di musim kemarau ada korelasinya dengan titik api yang berarti ada potensi
kebakaran hutan dan lahan.
"Potensi itu (kebakaran) karena
udara sangat kering, tanah juga kering sehingga mudah sekali terbakar,"
kata Dwi.
Untuk itu, lanjut Dwi,
pihaknya terus memantau, jika terdeteksi ada titik api langsung berkoordinasi
dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan BMKG daerah.
"Stasiun BMKG terdekat dengan
titik api segera bergerak bersama TNI, DLH (Dinas Lingkungan Hidup) dan lainnya
untuk mengantisipasi timbulnya kebakaran," tutupnya.
Dwi berharap, di masa
pancaroba ini tidak ada oknum yang melanggar, seperti membuang puntung rokok,
atau ulah lainnya yang memicu terbakarnya hutan.