Menurut Bupati Singgih, para pemuka agama berkewajiban menyuburkan nilai serta semangat untuk hidup rukun dan damai dikalangan umat masing masing. Jangan biarkan pikiran radikal dan ekstrim tumbuh dan berkembang di masyarakat kita, kata Bupati saat memberikan sambutan pada peringatan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014 bagi PNS, TNI dan Polri Kabupaten Magelang (7/1) di GOR Gemilang Kota Mungkid.
Untuk mewujudkan hal itu, menurut Bupati, juga harus disikapi dengan upaya memotivasi pembaharuan iman, cinta kasih, kesederhanaan dan solidaritas sebagai cermin ketaatan. Untuk itu Bupati mengajak umat kristiani Kabupaten Magelang untuk merefleksikan diri agar bisa semakin menguatkan tekad besar masyarakat Magelang, yaitu mewujudkan Kabupaten Magelang yang rukun, damai, bersatu dan maju.
Mewujudkan kerukunan dan kedamaian adalah tugas sepanjang masa dan harus terus menerus. Masyarakat kita yang majemuk harus terus diupayakan mengembangkan sikap memberi dan menerima, tenggang rasa, dan hormat menghormati. Pemimpin umat harus terus menerus
memberikan bimbingan dan edukasi, bukan hasutan dan provokasi, dan pemerintah memberikan dukungan secara penuh.
Semangat dan keyakinan “kita bisa” harus terus digelorakan di masyarakat Kabupaten Magelang, bahwa kita bisa melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Inilah modal dan keyakinan kita. Jika masyarakat Magelang sungguh berkehendak dan bekerja keras bersama, mimpi indah kerukunan, toleransi dan kedamaian sejati insya Allah akan menjadi kenyataan, di bumi seperti di dalam surga, kata Singgih.
Bupati Singgih juga menegaskan, meski perayaan Natal ini yang terakhir bagi dirinya, karena telah terpilih bupati dan wakil bupati yang baru pada pemilu Bupati Oktober lalu, tetapi pihaknya akan tetap memperjuangkan terwujudnya Magelang yang semakin toleran, rukun dan damai babas dari diskriminasi.
“Meskipun nanti saya menjadi warga biasa, tetapi komitmen saya tetap kuat untuk ikut memperjuangkan terwujudnya Magelang yang semakin toleran, rukun, damai dan babas dari diskriminasi. Saya pun yakin, Bupati kita yang baru nanti juga memiliki hati dan komitmen yang sama,” tegasnya.
Sementara itu, Romo Yosep Nugroho yang mewakili Romo Vikep Kedu dalam hikmah Natalnya mengatakan, bahwa nilai nilai kesetian dewasa ini semakin mahal harganya. Perubahan zaman membuat banyak orang yang tidak bertanggungjawab. Baik kepada dirinya, keluarganya, pekerjaannya maupun lingkungannya.
Kesetian harus diwujudkan dengan tanggungjawab, oleh karena itu kesetiaan harus seimbang dengan tanggungjawab. Nilai kesetian akan tumbuh subur jika dipupuk dengan iman. Orang yang menyatakan dirinya baik pasti punya iman. Maka jika kita ingin dikatakan sebagai orang baik yang punya iman tentu seusai natal kehidupannya pasti berubah kearah yang lebih baik. Natalan bukan sekadar perayaan dan suka cita tetapi memiliki makna perubah, tegasnya.
Menurut ketua Panitia Natalan tahun ini, L.Sutikno, Natalan kali ini diikuti sekitar 1.300 orang dari kalangan unsur pegawai, TNI dan Polri di Kabupaten Magelang. Natalan juga dimeriahkan oleh sendratari Arjuna Wiwaha dari sanggar Padepokan Cipta Budaya Tutup Ngisor desa Sumber Kecamatan Dukun dan Kulintang dari SMP Santa Maria Kecamatan Dukun Magelang.*)mahendra-de