Kota Mungkid, 22 Februari 2017
Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh pada hari ini dilatarbelakangi oleh tragedi longsornya sampah di Desa Leuwigajah, Cimahi, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 21 Februari 2005. Musibah ini menewaskan 143 orang dan menimbun 137 rumah, akibat longsoran sampah setinggi 30 meter yang menimpa rumah warga disekitar penimbunan sampah. Demikian dikatakan oleh Bupati Magelang Zaenal Arifin, SIP saat menghadiri acara Peringatan Hari sampah Tingkat Kabupaten Magelang, yang berlangsung di Lokasi Wisata Alam “Punthuk Setumbu”, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. (21/2).
“Dari peristiwa tersebut, kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran, bahwa sampah yang tidak dikelola dengan baik, suatu saat akan menimbulkan masalah bahkan musibah bagi kita manusia.
Hal ini perlu saya sampaikan, karena ditengah-tengah masyarakat kita, rasa kepedulian terhadap sampah akhir-akhir ini sudah mulai luntur. Sering kita temukan di sudut-sudut kota dan desa, banyak sampah yang berserakan dan menumpuk tanpa ada yang memperdulikan, sehingga kesan kumuh dan kotor menjadi hal yang sudah biasa menjadi pemandangan kita sehari-hari.”Tandasnya.
Dikatakan pula bahwa Berdasarkan data yang ada di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang, rata-rata jumlah sampah yang dihasilkan per orang dewasa adalah 0,47 kg/hari, sehingga apabila jumlah penduduk Kabupaten Magelang kurang lebih sebesar 1,2 juta jiwa, maka sampah yang dihasilkan sebesar 564.000 kg/hari atau 564 ton sampah/hari. Suatu jumlah yang sangat besar dan sering tidak kita bayangkan.
“Oleh karena itu, dengan melihat permasalahan sampah ini, mulai hari ini kita harus segera merubah paradigma atau cara memandang kita terhadap sampah. Yang semula tidak berguna, sebisa mungkin kita ubah menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk kehidupan kita,”ujarnya.
Di samping itu, upaya penanganan dan pengelolaan sampah memerlukan kerjasama yang sinergis antara Pemerintah, Masyarakat, Akademisi, LSM dan pihak swasta/pengusaha. Langkah sinergis ini bisa diawali dari merubah perilaku warga masyarakat terhadap sampah dengan memilah sampah organik dan anorganik, melalui berbagai macam kegiatan seperti penyuluhan, sosialisasi, ataupun pelatihan yang dilakukan oleh institusi pendidikan, akademisi maupun LSM.
Dan yang tidak kalah penting juga adalah menggalakkan pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga melalui Bank Sampah, karena dari rumah tangga inilah awal munculnya permasalahan sampah.
Sejalan dengan semangat untuk peduli terhadap sampah, saat ini Pemerintah Kabupaten Magelang bersama-sama dengan seluruh masyarakat sedang berupaya untuk meraih Piala Adipura Tahun 2017. Dalam rangka mendukung upaya tersebut, sejak dini kita harus benar-benar melakukan pengelolaan sampah dengan baik dan benar, karena salah satu kriteria terpenting dalam penilaian Adipura Tahun 2017 adalah mengenai pengelolaan sampah.
“Perlu juga saya tekankan, bahwa permasalahan sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah semata, namun peran serta dan dukungan dari seluruh komponen masyarakat juga sangat diperlukan dalam rangka menciptakan lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman.”tnadas Zaenal Arifin, SIP.
Selesai acara Bupati dan Ketua Tim penggerak PKK, dengan didampingi oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang, Ir. Triagung Sucahyono, mengunjungi stand pameran hasil dari limbah sampah yang merupakan hasil karya masyarakat setempat. ***) Widodo Anwari Humas dan Protokol setda Kabupaten Magelang.