![](images/stories/2016/bupatimenerimakenang2andaripanitia4.jpg)
Kampoeng Bamboe adalah salah satu lokasi tujuan wisata untuk berlibur, bermain dan belajar dengan nuansa pedesaan di wilayah Borobudur, Kab. Magelang. Lokasi ini cocok bagi acara keluarga, sekolah, universitas, organisasi juga acara perkantoran. Pemilihan lokasi Kampoeng Bamboe yang diapit oleh Pegunungan Menoreh ini, akan memberikan pengalaman panorama indah serta mengesankan. Ditata secara apik, secara asri dalam nuansa pedesaan dengan hamparan sawah dan kebun yang menghijau. Suara saut menyaut hewan ternak, burung dan hewan lain yang hidup dipedesaan. Gemericik air mengalir dari pegunungan mengiringi liukan ikan-ikan di kolam perikanan dan kolam pancing. Hembusan semilir angin dalam balutan udara segar diharapkan dapat menciptakan kenyamanan, ketenangan, kesegaran dan kebahagiaan bagi masyarakat yang mengunjungi lokasi Kampoeng Bamboe ini .
Bupati Magelang Zaenal arifin, SIP dalam sambutan saat membuka kampong bambu mengharapkan agar kampong ini menjadi salah satu destinasi wisata yang ada di Kabupaten Magelang.
“kami berharap agar kampung bambu ini mampu menjadi destinasi wisata alam yang ada di Kabupaten Magelang, Kita punya gunung, air terjun, kita juga punya candi, sekarang kita punya kampong bambu, patut kita kembangkan, kita sengkuyung keberadaanya”tandas Bupati Magelang.
PT. Taman Wisata Candi Borobudur mulai kembangkan obyek wisata di Desa sekitar kawasan Candi. Salah satunya adalah Kampung Bambu Klathakan di Dusun Bojong, Desa Wringinputih, Kecamatan Borobudur. Pasalnya kampung yang berjarak sekitar lima kilometer dari Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) itu menawarkan kesejukan hutan bambu yang masih alami.
![](images/stories/2016/dsc_0749.jpg)
Sekretaris Perusahaan PT. TWCB, Pujo Suwarno, mengemukakan bahwa Kampung Bambu Klatakan merupakan salah satu objek wisata di luar Candi Borobudur yang berbasis alam, edukasi sekaligus konservasi pohon bambu.
"Jadi wisatawan tidak sekadar berwisata akan tetapi juga belajar banyak hal tentang alam, seni, budaya, serta konservasi bambu," katanya saat menghadiri peresmian wisata kampung bambu Klathaan, (5/9/2016)
Dia menyebutkan, ada lebih dari 10 jenis bambu yang ada di Kampung Bambu Klatakan ini. Hutan bambu yang belakangan semakin tergusur dengan pemukiman ini merupakan daerah resapan air yang baik.
“Kita coba melestarikan sekaligus memanfaatkan keindahanya sebagai obyek wisata alternatif di Borobudur,” jelas Pujdo.
Kepala Desa Wringinputih, Suprih Prasetyo, mengatakan bahwa Kampung Bambu Klatakan ini merupakan salah satu destinasi wisata baru yang diinisiasi oleh warga. Lokasi ini sengaja memanfaatkan lahan hutan bambu milik warga yang sebelumnya biasa-biasa saja.
"Sebelumnya hanya hutan bambu biasa saja, warga hanya menebang bambu di sini untuk keperluan bangun rumah, pagar, atau lainnya. Namun setelah diperbaiki, dan di tata, serta bersihkan, ternyata bisa menjadi tempat yang menarik wisatawan," ujarnya.
Dia menyebutkan bahwa di kampung bambu ini wisatawan juga bisa menikmati sunset, menyaksikan tempuran (pertemuan) tiga sungai Tangsi, Progo, dan Gending, ada rumah pohon serta hamparan lahan bisa di gunakan untuk motor, maupun mobil offroad.
"Sebenarnya wisatwan sudah lama kenal keindahan di sini. Warga juga bersemangat membangun objek wisata ini. Kami berharap ke depan bisa meningkatkan perekonomian warga," tambah Suprih.
Akses menuju kampung bambu ini tidaklah sulit. Pengunjung bisa menggunakan mobil, sepeda motor, atau bisa juga dengan delman. Hutan bambu seluas 20 hektar yang rimbun dan sejuk kini sudah ditata sedemikian rupa oleh warga sehingga terlihat bersih namun tetap terjaga keasliannya. Kursi-kursi bambu di beberapa sudut tersedia untuk beristirahat wisatawan. Di beberapa sudut terlihat segerombol anak muda yang asyik swa foto (selfie) dengan latar rerimbunan pohon bambu nan hijau.**) Kontributor News Room Kabupaten Magelang