Kasus tersebut, katanya, menyebar di 21 kecamatan di Kabupaten Magelang. Kasus tertinggi di Pakis (12 kasus) dan terrendah di Sawangan (3 kasus)
Ia mengungkapkan, kasus gizi kurang ini ditemukan melalui perhitungan berat badan dibagi umur (BB/U). Berdasar perhitungan ini, jika berat badan tidak mencapai 60% dari umur, maka termasuk gizi kurang, sedangkan jika di 60% sampai 80%, termasuk gizi kurang, 80% sampai 110% termasuk gizi normal dan di atas 110% termasuk obesitas. Ia mencontohkan, anak usia 12 bulan, jika berat badannya tidak sampai
60% (7,2 kg) maka termasuk gizi buruk. Ia termasuk normal jika beratnya 9 kg sampai 10,6 kg.
Dari jumlah angka gizi buruk tersebut, lanjut Rudi, ketika dihitung menggunakan Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita dari Departemen Kesehatan RI, hanya 14 diantaranya yang masuk kategori gizi buruk.
“Standar ini menghitung menggunakan berat badan per tinggi badan atau dikenal dengan BB per TB, mereka tergolong gizi buruk karena berada di -3 standar devian,” jelasnya. Ia menambahkan, kasus gizi buruk yang terjadi di wilayah ini kebanyakan disebabkan oleh kondisi anak ketika ditimbang. Menurutnya, saat dilaksanakan penimbangan balita di pos pelayanan terpadu (posyandu), ada balita yang sedang sakit sehingga berat badannya turun.
Setelah dilakukan pengobatan dan diberi makanan tambahan, balita tersebut membaik kondisinya. Namun, pada bulan berikutnya, kondisi tidak sehat ini mungkin menyerang balita lainnya. Ia memastikan, kasus gizi buruk di wilayah ini tidak sampai pada kejadian busung lapar (marasmus kunshiorkor). Kasus buruk seperti itu terakhir hanya terjadi tahun 1999.
Terpisah, berdasar data di Balai Penelitian Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (BP GAKI), dari sekitar 6.000 pasien yang sudah diterima di lokasi pengobatan ini, 600-1.000 diantaranya datang dengan keluhan
awal gizi buruk. “Tetapi, ketika diteliti lebih lanjut, ternyata mereka kekurangan iodium, yang selanjutnya mengganggu pertumbuhan anak,” kata pemeliti BP GAKI, Untung Supariadi Widodo.
***)Widodo Anwari Humas & Protokol