Sekretaris Komisi Penanggulangan Flu Burung dan Pandemi Influenza Kab Magelang, Drs Asfuri Muhsis MSi, mengemukakan, 11 kasus terjadi di Kecamatan Mertoyudan, Mungkid, Grabag, Secang, Tempuran, Muntilan dan Borobudur.
Usai rapat koordinasi penanganan flu burung di Ruang Cemerlang, dia mengatakan, kasus flu burung di Kabupaten Magelang tahun 2007 merenggut nyawa balita Qumi Laila (3,5) warga Salam.
Darwanto, warga muntilan, juga sempat terserang, tetapi bisa sembuh. Camat dan Kepala Puskesmas di wilayah itu diminta lebih waspada. Penyakit yang menyerang unggas itu jangan sampai menular pada manusia hingga berakibat fatal.
Kepada masyarakat diminta untuk terus mewaspadai kemungkinan terjangkitnya penyakit flu burung, terutama di lingkungan tempat tinggalnya.
“Bila terjadi hal-hal yang mencurigakan atau gejala mirip flu burung, segera melapor perangkat desa atau pihak yang berwenang, karena penyakit itu bisa datang kapan saja dan dimana saja, tanpa bisa diduga,” tuturnya.
Namun diingatkan jangan panic atau khawatir secara berlebihan, karena pemerintah punya perencanaan yang matang untuk mengtasi flu burung, “Dinas instansi terkait telah menyiapkan langkah-langkah apabila ada warga yang terjangkit itu,” katanya.
Asfuri mengatakan, tidak seluruh jenis penyakit flu identik dengan flu burung atau flu babi. Memang ada 3(tiga) jenis persamaannya. Pertama,H3N2 atau flu musiman, ini endemis mudah menular tetapi tidak berbahaya.
Kedua, H5N1 atau flu burung yang bisa menular dari unggas ke manusia, akibatnya bisa fatal. Ketiga, flu potensi pandemic, mudah menular, angka fatalitas rendah tapi kadang juga bisa tinggi.
Antisipasi terhadap ancaman penyakit flu burung, Komite Penanggulangan bersama pemerintah selalu berpedoman pada prosedur operasional standard pengendalian penyakit AI(Avian Influenza). “Sehingga perlu ada sinergitas antara pemerintah, Komite Penanggulangan, instansi terkait dan masyarakat,” tutur Asfuri (SM 29 Agustus 2009)