Menurut Sugeng Karyono ketua Gapoktan ,ketiga jenis komoditas pepaya ini memilki nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis pepaya biasa.
Dari 1,5 ha lahan percobaan dapat diperoleh hasil yang cukup menggembirakan mengingat setiap bulanya mampu dipanen 8 kali dengan hasil rata-rata 250-300 kg per panen dengan harga rata-rata Rp.2.500,-/ kg.
“Kami sudah mengadakan MOU dengan pengepul untuk selanjutnya disetor ke pasar Supermarket” katanya.
Menurut Sugeng jenis pepaya seperti ini tidak akan dijumpai di Kabupaten Magelang mengingat untuk bibit didatangkan langsung dari IPB, kita belum mampu melakukan pembibitan jenis unggul sendiri, kalau kita semai dari isi maka akan berubah ( malih –jawa). Pepaya jenis ini berbuah pada bulan ke enam dan rata-rata memiliki usia produktif hingga tiga tahun.
Untuk jenius pepaya” kuning” buahnya kecil-kecil tidak seperti pepaya biasa, jika ingin menikmati tinggal di belah kemudian daging buahnya disendok pakai sendok makan. Sedangkan untuk jenis pepaya “Harum” memiliki keunggulan daging buah yang
manis,seta baunya harum. Sedangkan untuk jenis “ Hawai” juga manis rasanya serta daging buahnya
berbau seperti jeruk nipis.
Dengan melihat hasil yang cukup menjanjikan Gapoktan Rejo Mulyo berencana mengembangkan lahan perkebunan pepaya ini, diharapkan masyarakat di Tempuran khususnya dapat ikut membudidayakan jenis pepaya ini agar penghasilan petani dapat meningkat .