BERITAMAGELANG.ID - Kebakaran hutan Taman Nasional Gunung Merbabu semakin meluas hingga tiga Kabupaten. Operasi pemadaman kebakaran dilanjutkan Jumat (13/9) pagi.
Pihak TNG Merbabu memperkirakan luas lahan yang terbakar mencapai 200 hektar lebih.
"Kita belum bisa menghitung secara pasti karena hingga saat ini api masih terus membakar Gunung Merbabu. Kalo kita perkirakan keseluruhan tidak hanya di Kabupaten Magelang saja termasuk di Kabupaten Semarang dan Boyolali jumlahnya mencapai 200 hektar," kata Kepala Resort TNG Merbabu Wonolelo, Kurnia Adi Wiryawan Jumat, (13/9).
Menurut Adi, luas lahan yang terbakar itu sejak Kamis (12/9) malam meluas akibat pusaran angin kencang di wilayah puncak gunung setinggi 3.145 mdpl tersebut.
"Tadi malam karena angin kencang, kemudian vegetasi di atas itu sudah kering, rumput sabana jadi api cepat merambat, mulai dari (dusun) Malang (desa Wonolelo) kemudian naik sampai ke sabana, ada juga yang sebelah kiri masuk ke wilayah Pakis, kemudian ada yang masuk wilayah Ampel dan Semarang," terang Adi.
Jenis yang terbakar merupakan tanaman kering akibat kemarau.
"Jenis yang terbakar adalah semak rumput sabana, kemudian vegetasi juga ada tapi tidak terlalu banyak, jenis kesowo pampung," lanjutnya.
Pada Jumat pagi ratusan personil secara bergelombang bergerak menuju sejumlah titik kebakaran yang saat ini sudah mendekati puncak Gunung Merbabu.
Upaya pemadaman juga dilakukan secara manual. Selain itu tim pemadam gabungan dari TNG Merbabu, TNI, Polri/ relawan/ Damkar dan BPBD Kabupaten Mgelang harus berjibaku di antara medan terjal dan angin kencang puncak Merbabu.
Tim pemadam dibagi dalam sejumlah kelompok, mereka berangkat dari berbagai titik yang memiliki akses ke puncak Merbabu, termasuk tiga titik basecamp yakni Swanting dan dua basecamp di Wonolelo.
Tim Damkar Kabupaten Magelang diterjunkan ke lokasi, mereka akan melakukan teknik penyekatan dan penimbunan bara api.
"Metodenya pembatasan. Jadi membuat sekat agar api tidak menjalar ke berbagai arah itu sehingga kalau ada anginpun terbatas di lahan yang terbatasi itu saja," jelas Kepala Damkar Kabupaten Magelang Heri Prawoto.
Heri menilai proses pemadaman hanya bisa dilakukan secara manual karena kondisi medan Merbabu yang terjal.
âMemang sangat berat sekali untuk melaksanakan sekat-sekat itu karena medan sangat luar biasa itu sangat sulit sekali dijangkau. Namun sesuai dengan kemampuan mereka yang ada di lapangan dan mengenal lapangan di atas akan mampu membuat batasan sekat di atas," ungkap Heri.
Hingga saat ini proses pemadaman masih dilakukan. Kondisi visual cuaca di seputar Gunung Merbabu tertutup kabut tebal. Guna keselamatan semua jalur pendakian ditutup hingga batas waktu yang tidak ditentukan.