BERITAMAGELANG.ID - Sejumlah ogoh-ogoh menyemarakan kirab budaya Merti Dusun Pule Desa Tegalrandu Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Senin (09/09/2024). Karnaval yang sekaligus Haflah TPQ Nurul Huda ini berlangsung meriah dengan arak-arakan kesenian dan kreatifitas ratusan warga dari setiap RT.
Kepala Dusun Pule Surono mengungkapkan gelar budaya Merti dusun digelar setiap 2 tahun dengan anggaran swadaya dari warga dusun Pule. Dalam kesempatan itu setiap RT mengeluarkan kreativitasnya baik kesenian maupun produk makanan khas.
"Karnaval bentuk rasa syukur kami warga dusun Pule kepada Sang Pencipta dan melestarikan tradisi leluhur kami," ungkapnya.
Sejak pagi setiap warga Dusun Pule telah bersiap meski Karnaval diadakan siang hari sehabis dzuhur. Iringan penuh warna ini kemudian menempuh rute start dari Dusun Pule-Dusun Tempel-Dusun Ngagrong-Dusun Bendon-Dusun Nglembar-Dusun Losari-Dusun Galrandu kemudian berakhir di Dusun Pule.
Selain karnaval masyarakat Dusun Pule sebelumnya juga menggelar pagelaran wayang kulit dimana kesenian tersebut merupakan kesenian yang disukai oleh para leluhur.
Selain melestarikan tradisi, pagelaran wayang beserta kirab budaya juga menjadi simbol relasi warga Dusun Pule dengan alam lereng Barat Gunung Merapi.
"Tujuan merti dusun ini untuk mensyukuri kesehatan, kebahagiaan, rejeki dan melimpahnya air di dusun kami. Patut disyukuri karena meski kemarau panjang ketersediaan air di dusun kami tetap berlimpah," papar Surono.
Salah satu warga yang turut menjadi peserta karnaval Amin Mustofa mengaku sangat antusias adanya karnaval merti dusun tersebut. Bahkan dirinya bersama warga RT 01 dusun Pule sudah sejak pagi berdandan dengan kostum merah.
"Kami satu dusun memakai kostum merah, yang diberi nama semut merah Sepele(sekumpulan Pemuda Pule). Untuk menampilkan ciri khas kekompakan pemuda kami," ujarnya.
Dalam karnaval tersebut selain semut merah juga menampilkan drumband ibu-ibu dengan alat dapur, tumpeng buah dan hasil bumi, kreasi ogoh-ogoh Gorilla diiringi pasukan merah, kreasi ogoh-ogoh luwak diiringi bocil berseragam adat, kemudian mahluk luar angkasa, putri-putri kayangan, ogoh-ogoh orang jawa, kesenian tari yang ditampilkan ibu-ibu setempat.