"Kalau ada SMK di Solo bisa memproduksi laptop, sekolah ini dapat membuat berbagai jenis mobil," kata wakil Ketua Komisi X DPR RI, Drs Abdul Hakam Naja MSi, kemarin, saat berkunjung ke sekolah tersebut. Menurut Yitno BE SPd, Kepala SMK Muhammadiyah 2 Borobudur, sebagian dari 270-an siswa sekolah ini diberi bekal keterampilan di bidang otomotif. Karoseri SMK ini telah memproduksi beberapa jenis kendaraan pesanan dari berbagai instansi. Antara lain, bus karyawan, bus sekolah dan bus dapur umum Pemda Batam, bus kampur Universitas Maritim Batam, bus kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), dan mobil ambulance Pemda Purwokerto serta kendaraan pemadam kebakaran.
Dalam proses produksi kendaraan, menurut Yitno, pihaknya bekerja sama dengan sejumlah perusahaan karoseri perseorangan yang memiliki lisensi di bidang itu. Di sini, juga siap menerima pekerjaan pengecatan, perbaikan bodi dan membuat komponen kendaraan.
"Kami ingin menjadi sekolah industri yang mandiri. Mayoritas proses produksi dikerjakan secara manual. Sebagian dikerjaan dengan mesin potong baja dan mesin lipat pelat bantuan dari Gubernur Jateng," kata Yitno, yang mendapat apresiasi dari rombongan Komisi X DPR RI. Prioritas
"Inilah salah satu kelebihan SMK. Yakni, mampu menyiapkan calon tenaga kerja yang siap bersaing saat memasuki dunia kerja," kata Abdul Hakam Naja, yang didampingi antara lain Anas Urbaningrum, Angelina Sondakh, Eko Patrio, Utut Adianto dan Hisyam Alie. Karena itu, menurut dia, ke depan, pembangunan bidang pendidikan di Indonesia hendaknya diarahkan lewat pendekatan keterampilan bagi peserta didik. Kebijakan ini dimaksudkan untuk bisa mencukupi ketersediaan calon tenaga kerja yang kualitas SDM yang kompetitif.
"Untuk meningkatan SDM, nantinya porsi SMK lebih mendapat prioritas dibanding sekolah umum (SMA). Dengan komposisi 60 : 40 persen. Langkah ini sekaligus untuk menutup kekurangan jumlah tenaga kerja terampil yang akan dikirim ke luar negeri. Terkait itu, pemerintah kota/kabupaten akan didorong mengembangkan wilayahnya sebagai daerah vokasi."Dengan harapan, akan terjadi
integrasi antara anggaran dan fasilitas pendidikan," kata Abdul Hakam Naja.
***)Widodo Anwari Humas & Protokol