BERITAMAGELANG.ID - Sebanyak 12 pasangan mengikuti 'Nikah Bareng Meriah' yang diadakan IKA Unimma (Ikatan Alumni Muhammadiyah Magelang), di halaman kampus 2 Universitas Muhammadiyah Magelang, Selasa (2/7/2024). Mereka adalah pasangan yang memang berniat untuk menghalalkan hubungan yang sudah di jalin sebelumnya. Hanya saja, karena terkendala biaya, maka mereka ikut nikah massal tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun. Uniknya, ijab kobul digelar menggunakan meja lipat, bahkan beberapa pasangan diberi buku nikah di atas tangga lipat. Mahar yang yang diberikan selain seperangkat alat sholat, juga ada kaligrafi dan tumpeng gethuk.
Ketua Fortais Yogyakarta, Rian Budi Nuryanto mengatakan, penggunaan tangga lipat dan meja lipat dalam perhelatan ini, ada filosofinya. Pasangan yang baru menikah ini nantinya bisa membangun rumah tangga, berhikmat pada bangsa dan negara dan melipat diri bersinergi dengan kondisi jaman yang ada. "Karena jaman sekarang sudah berubah dan harapannya momentum ini kita bisa membantu pengantin meringankan beban pernikahan," ujarnya.
Rian mengatakan, saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa menikah karena berbagai keterbatasan, ditambah kesenjangan sosial di masyarakat yang semakin tajam. "Juga banyak yang terkena jeratan pinjol dan judi online. Selain itu angka pernikahan yang semakin turun karena kemungkinan perubahan sosial dan ekonomi. Masyarakat kesulitan ekonomi untuk melangsungkan pernikahan, sehingga ada yang menggadaikan asset untuk pinjaman. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai anak bangsa untuk bergotong royong, dimana pernikahan adalah janji suci dan sakral kepada Alloh SWT dan sah di catatkan di KUA sebagai penciptaan generasi baru," ujarnya.
Panitia menyiapkan segala ubo rampe pernikahan, seperti cincin, MUA, fotografer, resepsi dan lain sebagainya. "Pasangan tinggal menyiapkan persyaratan nikah saja, semua sudah gratis dari panitia," katanya.
Soal mahar berupa kaligrafi karena moment ini sekaligus untuk menyambut tahun baru 1446 H, sedangkan tumpeng gethuk menandakan bahwa Magelang merupakan kota Gethuk.Â
Prosesi akad nikah dilakukan oleh Kepala KUA Mertoyudan Mohammad Arief Wicaksono dan Mustaqim, kepala KUA Srumbung serta Misbahul Munir (Kepala KUA Mungkid).sebelum menuju ke pelaminan, pasangan ini dikirab terlebih dahulu dari kantor Polsek Mertoyudan yang berjarak sekitar 300 meter dari kampus.
Rian juga mengatakan, sebelumnya ada 20 pasangan yang mendaftar, namun hanya 12 pasang yang memenuhi syarat. Mereka tidak hanya dari Magelang saja, namun juga dari luar kota seperti Yogjakarta.
Rektor Unimma Dr Lilik Andriyani dalam sambutannya mengaku bersyukur atas terselenggaranya pernikahan massal ini. Kegiatan ini dalam rangka Milad ke 60 Unimma. "Kita bersama teman-teman IKA Unima punya target 30 pasangan. Namun alhamdullilah, pada kesempatan ini capaiannya 12 pasang. Tetap patut di syukuri, ternyata mau cari pasangan nikah kok sulit," katanya.
Ketua IKA Unimma, Ika Ashari berharap pasangan yang menikah bisa bekerja keras membangun bangsa dan negara dan membahagiakan kelaurga, dilandasi spirit Pancasila dan tahun baru Hijriyah. "Dengan perbedaan dan kekuatan cinta bisa saling berbagi dan siap berjuang karena kekuatan dan masa depan suatu bangsa sangat dipengaruhi kekuatan keluarga," ucapnya.
Pasangan Lia Priani (43) asal Losmenan Kota Magelang dan Reza Unggul W (22) asal Planggok Sleman DIY, yang merasa beruntung karena mendapat informasi adanya nikah massal gratis dari media sosial. "Karena sudah menjalin hubungan selama 2 tahun, maka kami ingin menghalalkan hubungan. Daripada menjadi fitnah," kata Lia usia mengucapkan ijab Kabul.
Setelah mengetahui ada kegiatan ini, ia segera mendaftar dan memenuhi segala persyaratan untuk menikah. Ia tidak mempermasalahkan perbedaan usia yang cukup jauh dengan suaminya. "Tidak ada yang tahu cinta datang kepada siapa," ujarnya.
Lia mengaku ia dan pasangan tidak mengeluarkan biaya sepeserpun. Karena semua Sudah ditanggung oleh panitia, seperti mahar, cincin, MUA, fotografer hingga resepsinya. "Alhamdullilah, kami bersyukur karena niat kami menghalalkan hubungan dipermudah dan gratis," ujarnya. Ia mengaku berkenalan dengan suaminya di bus, dimana suaminya berprofesi sebagai sopir.Â
Nikah massal selain diadakan oleh IKA Unimma, juga oleh Forum Ta'aruf Indonesia (Fortais) Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma), didukung Kantor Kementrian Agama Kabupaten Magelang, MUA Hunter Kedu, PEPARI, PB Fashion dan Latifa Jewelry.Â