"Kami sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan Bapak Isto dengan mengembangkan tanaman klengkeng ini. Semoga apa yang sudah dilakukannya, dapat memotivasi para petani diwilayah ini, khususnya di kecamatan borobudur. Semoga mereka tergerak hatinya untuk mencoba melakukan seperti apa yang sudah dibuktikan bapak Isto," kata Bupati dalam sambutannya.
Kedepan, pihaknya akan berbicara dengan Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan (Distanhutbun) serta Pemerintah Kecamatan Borobudur, untuk melakukan mapping terkait produk-produk pertanian dan perkebunan diwilayahnya. "Bukan tidak mungkin, kecamatan borobudur kedepan akan jadi lokasi percontohan tanaman klengkeng. Kalau di Srumbung ada salak nglumut dan beberapa kecamatan di sekitar Gunung Sumbing, Andong, Merbabu dan Merapi, menjadi sentra sayuran, kenapa borobudur tidak jadi sentra tanaman perkebunan?" ungkapnya.
Camat Borobudur, Nanda Pribadi mengatakan, bahwa pihaknya telah mengkoordinir kepala desa - kepala desa diwilayahnya untuk ikut serta menanam klengkeng jenis ini. Apalagi, masih banyak lahan diwilayahnya yang belum dioptimalkan. Di sisi lain, mayoritas mata pencaharian warganya adalah bertani. "Kalau ini bisa dikembangkan, kami yakin masyarakat akan lebih sejahtera. Kami sangat optimis, kedepan akan menjadi salah satu destinasi wisata selain candi borobudur. Impian kami, borobudur harus menjadi kawasan agrowisata," imbuhnya.
Sementara Isto Suwarno berjanji, akan mendampingi warga yang akan mengembangkan tanaman klengkeng tersebut. Bahkan, pihaknya juga siap memberikan pelatihan-pelatihan. "Kami tidak akan meninggalkan. Kami akan terus dampingi hingga tanaman ini berproduksi. Kami sangat yakin, tanaman ini akan mampu meningkatkan pendapatan warga. Jika sudah produksi, satu pohon rata-rata bisa menghasilkan Rp 2 juta bahkan lebih. Padahal, selama 1,5 tahun, tanaman ini bisa berbuahdua kali dan bisa diatur kapan berbuahnya " jelas Isto.
*****pr.dok kendrohumasprotokol 2/2015.***