Kota Mungkid, 28/4/2012. Sebagai Organisasi keagamaan terbesar di Indonesia Nahdlatul Ulama menolak masjid hasil infestasi mereka di ambil alih oleh kelompok yang menolak menghormati sang saka Merah Putih, tetapi juga tidak mau menguasai masjid kelompok lain.
Hal ini ditegaskan Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr.As’ad Said Ali dalam pembukaan Rapimnas Lembaga Takmir Masjid ( LTM) region VI
Jateng & DIY yang bertempat di Ponpes Nurul Fallah Tegal Randu Srumbung Kabupaten Magelang.
“ Warga nahdliyin mempunyai komitmen menjaga idiologi Negara yang didasarkan pada nilai-nilai dan norma agama “ katanya.
Dalam menjalankan sholat berjamaah tak sependapat bila dipimpin imam yang berbeda idiologi.Oleh karena itu, ia mengingatkan akan pentingnya satu gerak antara pesantren dan takmir masjid.
‘Para takmir masjid hendaknya mampu menjadi motor yang mampu menggerakkan dan mengkoordinasikan jalinan komunikasi dua lembaga tersebut.” Tegasnya.
Ketua LTM PBNU, KH.Abdul Manan A Gani mengatakan bahwa rapimnas yang digelar selama dua hari ini, dijadikan sebagai wahana pemberdayaan struktur
dan penguatan kultur LTM dan jajaran wilayah, cabang, MWC,hingga tingkat ranting NU.
Sementara menurut Bupati Magelang *Ir. Singgih Sanyoto*, mengatakan bahwa sejalan dengan perkembangan zaman, fungsi masjid tidak lagi sekedar
sebagai tempat menjalankan ibadah sholat berjamaah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemaslahatan umat.
Sesuai data dari kantor Kementerian Agama, Kabupaten Magelang memiliki 2.757 masjid yang menyelenggarakan sholat Jum’at serta 3.254 buah
mushola.Sarana dan prasarana peribadatan sebanyak itu perlu diimbangi dengan SDM pengelolanya yang baik.karena ini merupakan potensi untuk
dikembangkan dalam rangka pembangunan spiritual masyarakat.
Namun, dalam kenyataanya, saat ini masih banyak masjid yang belum dapat difungsikan secara maksimal. Ini disebabkan masih rendahnya pengetahuan dan
pemahaman masyarakat tentang masjid.
Optimalisasi fungsi masjid agar dapat bermanfaat bagi pembinaan jamaah dan masyarakat, bukan hanya dalam aspek kegiatan ibadah spiritual, tapi juga
bagi pembinaan aspek wawasan sosial, ekonomi , serta wawasan yang lainya yang sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman.
Dalam acaara tersebut juga hadir sebaga nara sumber : Drs.Ansyaad Mbai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Nasir Abas ,mantan tokoh
JI, Sukamto, Mantan DI/TII.