BERITAMAGELANG.ID - Sejumlah seniman asal Magelang, gelar ritual
bertajuk Restorasi Candi Borobudur. Ritual yang berlangsung di Taman Lumbini
Kompleks Candi Borobudur Magelang Jawa Tengah tersebut, menyedot perhatian
pengunjung, baik wisatawan lokal maupun asing. Prosesi ritual Puja Agung menggambarkan
proses pembuatan batu berundak yang oleh UNESCO dianggap sebagai peninggalan
budaya dunia.
"Puja Agung ini, adalah prosesi mendoakan kepada Tuhan YME.
Ditujukan kepada leluhur yang telah membangun candi yang begitu megah,"
kata Nuryanto, penggagas ritual Puja Agung usai kegiatan, Rabu (18/04).
Ritual tersebut dilakukan para sastrawan nusantara, komunitas Sanja Kadang,
seni budaya Kedu Raya, komunitas ilmu bela diri, termasuk para seniman dari Lamongan,
Madiun Jawa Timur, serta seniman dari Banten Jawa Barat.
"Selain melakukan doa, juga rasa keprihatinan terhadap
budaya kita yang kurang diperhatikan, semoga dengan event ini akan
membangkitkan semangat, termasuk mengajak masyarakat untuk mencintai wariasan
budaya bangsa Indonesia," lanjut Nuryanto.
Candi Borobudur dibangun oleh Wangsa Syailendra pada masa Raja
Samaratungga abad ke 8. Selain peninggalan sejarah dan cagar budaya, juga
menjadi kamus dalam kehidupan manusia, mulai dari pusat peradaban manusia,
arsitektur dan lainnya. Bahkan ketika nenek moyang membangun candi, berbagai
ilmu pengetahuan tertanam dalam pembangunan candi peninggalan Dinasti Syailendra
tersebut.
Prosesi ritual Puja Agung, diawali
dengan pementasan keler oleh Ki Dalang Suprojo di atas panggung utama.
Sementara di sekitar panggung beberapa seniman turut meramaikan dengan memahat
batu membuat patung Buddha, seperti halnya saat membangun Candi Borobudur. Nuryanto
juga tampak turut memahat patung dari batu Gunung Merapi tersebut.
Puja Agung dilanjutkan dengan
ritual oleh seniman Agus Merapi melakukan puja-puji menggunakan dupa serta
memakan bunga. Usai prosesi pembuatan patung, dilanjutkan dengan pembacaan puisi
dan monolog, serta perform Matraman oleh Gayatri.
"Ungkapan rasa syukur yang
luar biasa ini untuk memberi penghargaan sebesar-besarnya kepada leluhur, (kami)
tidak akan melupakan sejarah," tutupnya.