BERITAMAGELANG.ID - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang bersiaga menghadapi kekeringan pada musim kemarau kali ini.
Berdasarkan data pada tahun sebelumnya, daerah terdampak kekeringan parah berada di Kecamatan Borobudur dan Salaman.
Untuk wilayah Borobudur ada di Desa Kenalan, Candirejo, Giritengah, Wringinputih, Kembanglimus, dan Kebonsari. Sedangkan wilayah Kecamatan Salaman meliputi Desa Margoyoso, Sriwedari, Ngargoretno dan Krasak.
Namun, hingga saat ini BPBD belum menerima laporan terkait wilayah yang mengalami kesulitan air akibat kemarau.
"Sampai saat ini belum ada yang mengajukan data masuk, meskipun ada keluhan di masyarakat, tapi belum berkirim surat ke BPBD melalui kepala desa," ungkap Kepala BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto kepada BeritaMagelang.id.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim kemarau di wilayah Kabupaten Magelang akan berlangsung hingga September 2019.
"Sesuai informasi BMKG, puncak musim kemarau di Kabupaten Magelang berada di awal Mei - Juni dan berlangsung hingga akhir Agustus nanti. Faktanya sudah kekeringan, hanya sumber mata air ternyata belum mati seperti biasanya, masih ada debit air yang bisa dimanfaatkan oleh warga," ungkap Edy.
Terkait siaga kekeringan ini, BPBD Kabupaten Magelang telah melakukan monitoring wilayah kesulitan air dan menyiagakan 600 mobil tangki air bersih apabila terdapat laporan kekurangan air bersih dari desa-desa. Bahkan BPBD juga telah berkoordinasi dengan pihak lain dan CSR. ini dilakukan sebagai bagian antisipasi kekurangan pasokan air bersih.
"BPBD berinisiatif untuk datang ke desa yang biasanya dilanda kekeringan. Kita akan melihat apakah memang tercukupi atau karena apa yang terjadi. Untuk menentukan langkah-langkah yang lebih baik untuk pelayanan kekeringan ini terutama jangka menengah," kata Edi.
BPBD juga mengimbau warga agar mengantisipasi potensi kebakaran dari kegiatan pembakaran ilalang dan sampah di lahan pegunungan maupun pemukiman.