Meningkatnya kesadaran, peranserta dan sinergi harmonis antara pemerintah beserta seluruh komponen masyarakat tentang HIV-AIDs, adalah kunci keberhasilan upaya pencegahan HIV dan penanggulangan AIDS. Sekalu ketua Komisi penanggulangan AIDS Kabupaten Magelang, saya mengajak kepada semua pihak untuk meningkatkan upaya pencegahan melalui peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat. Demikian testimoni Wakil Bupati Magelang, HM.Zaenal Arifin,SH, yang juga ketua Komisi penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Magelang, yang disiarkan Radio Gemilang 96,8 FM Muntilan pada peringatan Hari AIDS se dunia pada hari Minggu, 1 Desember 2013.
Seperti diketahui, seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, terlebih teknologi informasi dan komunikasi dunia seakan menyatu tanpa sekat. Penduduk di salah satu tempat, misalnya, akan bisa segera mengakses kejadian, peristiwa dan perilaku penduduk di sisi lain yang berjauhan, termasuk hal-hal yang negatif dan menyimpang dari keadaban manusia. Perilaku negatif dan menyimpang yang membawa resiko tersebut ternyata juga mudah menyebar dan menular keseluruh permukaan bumi.
Demikian juga dengan penularan penyakit HIV-AIDS yang mulanya disebabkan dari perilaku menyimpang sebagian umat manusia, sekarang telah menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup generasi bangsa bangsa dimanapun. Menurut Direktur Eksekutif Indonesia AIDS Coalition, Aditya Wardhana; penyebaran HIV-AIDS disamping melalui hubungan sex tanpa alat pengaman juga karena penggunaan narkoba dengan jarum suntik.
Penular yang paling rentan infeksi HIV ini disinyalir mulai para pekerja lapangan, seperti; sopir, pekerja tambang, perkebunan, perkapalan atau yang sejenisnya. Mereka digolongkan sebagai kelompok yang “suka jajan” atau melakukan sex bebas tanpa alat pengaman. Namun sekarang justru menunjukan fakta yang kotroversal, ternyata bukan hanya pekerja lapangan saja yang rentan terinfeksi HIV, tetapi juga pekerja kantoran, seperti; PNS, TNI, Polisi, tokoh politisi, pengusaha dan sejenisnya yang memiliki perilaku “suka jajan” juga terbukti menjadi penular HIV-AIDS kepada istri dan anak anaknya.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang membuat rakyatnya bertambah makmur, juga menyuburkan penyebaran HIV-AIDS dan menambah semakin banyak jumlah pengindapnya. Menurut data UNAIDS (Badan PBB yang menangani masalah AIDS), pertumbuhan kasus HIV di Indonesia tercatat yang tertinggi di Asia. Data Tahun 2012 menunjukan, lebih 610.000 orang Indonesia terinfeksi HIV. Dan yang lebih mencemaskan adalah, dari jumlah tersebut lebig dari 80 % pengindapnya adalah penduduk usia produktif, yaitu usia muda dewasa antara 20 sampai 29 tahun.
Menurut Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids Kab Magelang, Bambang Dwi Purnomo, S.Sos, berdasarkan data KPA Kabupaten Magelang, sejak tahun 2007 sampai dengan Oktober 2013 di Kabupaten Magelang tercatat ada 46 orang penderita yang terinfeksi HIV-AIDS. Rata rata mereka berusia produktif dan bahkan anak anak dari keluarga beresiko terkena HIV-AIDS.
Mereka pada tanggal 30 Novenber lalu juga telah mendapatkan pelayanan pemeriksaan kesehatan berupa Klinik VCT (Voluntari ConselingTes) dari RSUD Muntilan dan pelayanan Klinik IMS (Inveksi Menular Sexual) oleh PKM Muntilan II, seta Konseling dan Penyuluhan tentang penularan HIV-AIDS. Kegiatan ini sudah rutin dilakukan di beberapa wilayah dengan system jemput bola. Tim pemeriksa kesehatan berikut peralatannya datang ketengah masyarakat yang bekerjasama dengan LSM dan lembaga desa lainnya. “Kebetulan kali ini sekaligus dikaitkan dengan kegiatan peringatan hari Aids sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember,” jelas Bambang Dwi.
Untuk itu pihaknya mengajak semua pihak baik unsur pemerintah, swasta, LSM maupun masyarakat Magelang untuk membantu mereka (penderita) dengan memberikan pengawasan kesehatan dan menerima mereka sebagai sesama yang juga membutuhkan perlakuan dan kasih sayang, disamping meningkatan kesadaran dan pengetahuan sebagai upaya pencegahan.*)Mahendra-de