BERITAMAGELANG.ID - Aktivitas
kegempaan Gunung Merapi meningkat, Balai Penyelidikan dan Pengembangan
Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menaikan status Gunung Merapi dari Aktif
Normal ke Waspada.
Peningkatan status ke level
dua tersebut, sesuai surat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) BPPTKG
nomor 271/45/BGV.KG/2018 tentang Peningkatan aktivitas Gunung Merapi dari Nomal
ke Waspada yang berlaku mulai 21 Mei 2018 pukul 23.00 WIB.
Menurut Petugas Pos
Pengamatan Gunung Api (PGA) Merapi Heru Prasetyo, ada peningkatan frekuensi
kegempaan di Merapi.
"Adapun kenaikan
status gunung Merapi menjadi Waspada itu muncul paska erupsi freatik pada Senin
(21/05) sore yang diikuti dengan gempa vukanik-tektonik (VT) dan gempa
tremor," kata Heru, Selasa (22/05).
Pos pengamatan Gunung
Merapi di Dusun Ngepos Desa Ngablak Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Jawa
Tengah juga mencatat ada gerakan fluida menuju puncak. Diperkirakan,
peningkatan aktivitas itu akibat pergerakan gas atau bisa juga magma.
"Pekan ini kegempaan
gunung merapi tercatat 1 kali gempa vulkanik (VT), 12 kali gempa
multiphase (MP), 1 kali gempa tremor, 3 gempa letusan dan 12 kali gempa
guguran. Tercatat amplitudo gempa tremor pada skala 5 - 10 mm," jelasnya.
Dengan dinaikannya status
itu, lanjut Heru, kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara ditutup.
Kawasan di radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi harus dikosongkan dari
aktivitas penduduk.
Hingga Selasa dini hari,
warga dan personil TNI Polri di kawasan rawan bencana (KRB) III meningkatkan
kewaspadaan. Mereka melakukan jaga malam untuk mengantisipasi aktivitas Gunung
Merapi.