Menurut dr Yuniar, salah satu dokter di Puskesmas Borobudur Sabtu (5/12) mengatakan, meski selama lima tahun ini tidak lagi ditemukan kasus malaria, namun pihaknya tetap mewaspadainya. Pasalnya, nyamuk penyebab malaria yakni anopeles dan tempat perkembangannya, dimungkinkan masih banyak terdapat diwilayah itu.
“Karena itulah, kami mengadakan kegiatan ini. Salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memastikan bahwa desa yang kasusnya nol atau rendah, memang benar benar telah mempunyai tingkat transmisi yang rendah. Selain itu juga untuk mengintensifkan pencarian dan pengobatan penderita agar reservoir parasit di lapangan dapat dikurangi,” jelasnya.
Disebutkan Yuniar, pada tahun 2000 lalu, diwilayahnya ditemukan sebanyak 230 kasus malaria. Pada tahun 2001, kasus malaria bertambah menjadi 247 kasus dan pada tahun 2003 berkurang menjadi 238 kasus. Sejak tahun 2003 itulah, jumlah kasus malaria berangsur-angsur turun.
“Pada tahun 2004 misalnya, hanya ditemukan 4 kasus. Terakhir ditemukan pada tahun 2006 lalu, namun hanya satu kasus. Satu kasus itupun, merupakan kasus ‘import’, yakni terkenanya bukan diwilayah Borobudur tapi dari tempatnya bekerja di luar daerah yang juga endemik malaria,” ungkapnya.
Sementara guna memastikan kasus malaria tidak terjadi lagi di wilayahnya, Puskesmas Borobudur secara aktif terus melakukan kegiatan dari mulai usaha preventif sampai ke rehabilitative. Untuk tindakan preventif, diantaranya dengan mensosialisasikan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Kemudian, meminta warga tidak merendam kayu dalam kolam, kalaupun merendam diharapkan disertai dengan memelihara ikan. Selain itu, meminta warga untuk membuat parit atau saluran-saluran air mengalir (tidak mengendap), memakai pakaian tertutup saat malam atau menggunakan kelambu saat tidur. “Kami juga selalu memonitor warga yang datang dari luar daerah, utamanya dari daerah endemik malaria seperti beberapa daerah di Kalimantan dan Sumatera. Salah satunya dengan mengambil sampel darahnya,” terangnya
***)Widodo Anwari Humas & Protokol Kab. Magelang