BERITAMAGELANG.ID - Kebijakan pembangunan pariwisata new normal di Kabupaten Magelang, tidak berorientasi pada kuantitas, namun kualitas. Meski sedikit wisatawan datang, tapi diharapkan banyak berbelanja dan menginap. Karena itu, wisatawan yang disasar adalah dengan tingkat pengeluaran tinggi.
Namun, hal itu akan dapat dicapai jika pelaku, pemilik, pengelola dan pengusaha industri pariwisata mampu meningkatkan pelayanannya mengacu pada new normal. Wisawatan harus dilayani dengan baik, sehingga mereka akan merasa nyaman, aman, dan puas.
"Jika ini dapat dilakukan, mereka pasti akan tinggal lebih lama di sini. Pada akhirnya, mereka juga akan membelanjakan uangnya," kata Sekda Kabupaten Magelang, Adi Waryanto, pada bimbingan teknis program Cleanliness Health Safety and Environment Sustainability (CHSE) di Hotel Grand Artos Magelang, Kamis (3/12/2020).
Untuk merealisasikan itu, Pemkab Magelang saat ini tengah mengoptimalkan industri dan ekonomi kreatif dan daya dukung lingkungan. Hal ini dilakukan agar mampu berdaya saing tinggi dengan karakter lokal dan berwawasan lingkungan.
Di sisi lain, saat new normal ini seluruh kompenen pariwisata harus memedomani tujuh prinsip dasar protokol kesehatan. Diantaranya, memakai masker, pengecekan suhu tubuh, cuci tangan pakai sabun, penyemprotan disinfektan dan menjaga jarak.
"Tujuh protokol kesehatan ini yang saat ini harus secara ketat dilakukan para pengelola, pelaku dan pengusaha industri pariwisata," lanjutnya.
Sementara tren wisata era baru saat ini, kata Adi, wisatawan lebih senang ke tempat wisata outdoor, sehingga desa wisata berpeluang menjadi pilihan utama. Selain itu, lebih memilih perjalanan jarak dekat, sehingga wisatawan domestik akan meningkat jumlahnya.
Terkait hal itu, pihaknya akan mengoptimalkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan pemandu wisata.
"Kami juga akan optimalkan forum komunitas dan kerjasama dengan para pelaku wisata, seperti Pesona Magelang, PHRI, klaster pariwisata, komunitas tanker, forum desa wisata, biro perjalanan dan para pengelola rafting, jeep, vw dan lainnya," ungkapnya.
Disampaikan, Kabupaten Magelang saat ini memiliki empat Kawasan strategis Pariwisata (KSP). Meliputi KSP A dengan tema pengembangan wisata alam dan budaya di lereng Gunung Sumbing. KSP B dengan pengembangan saujana alam lembah Merapi dan Merbabu. KSB C pengembangan wisata vulkanologi dan budaya Merapi dan KSP D dengan pengembangan kawasan Borobudur.
Pihaknya akan memaksimalkan 210 Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang ada di wilayah Kabupaten Magelang. Sebanyak 210 DTW itu terdiri dari 81 DTW alam, 18 DTW budaya, 29 DTW buatan, 20 DTW religi dan lainnya.
Sedangkan langkah strategis, yang akan dan telah dilakukan diantaranya kerjasama pengembangan pariwisata antara Kabupaten Magelang dan Kulon Progo. Saat ini MoU sudah ditandatangani. Sedangkan kerjasama di bidang pariwisata masih dalam proses. Selain itu juga pengembangan desa wiaata di kawasan Borobudur dan Menoreh.
"Pembinaan SDM bidang pariwisata, peningkatan pemasaran dan promosi pariwisata terpadu. Terakhir, peningkatan koordinasi dengan pemangku pariwisata," jelasnya.
Sementara kendala pengembangan pariwisata di wilayah ini, diantaranya keterbatasan SDM. Selain itu juga pengunjung masing terpusat di Candi Borobudur, fasilitas DTW masing terbatas, lokasi antar DTW lumayan jauh, dan alokasi anggaran terbatas.
"Terakhir, kesadaran masyarakat tentang kepariwisataan masih rendah. Ini beberapa hal yang saat ini masih terus kami optimalkan," ungkapnya.