BERITAMAGELANG.ID - Selama periode 2011 sampai dengan 2017, rata-rata
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magelang lebih tinggi dibandingkan dengan
Provinsi Jawa Tengah bahkan tingkat nasional.
"Rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,39 persen;
Jawa Tengah 5,29 persen; sementara Kabupaten Magelang 5,49 persen," kata Kepala
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Magelang, Ir. Sri Wiyadi, MM., dalam
paparannya tentang Ekspos Data Strategis Dalam Rangka Hari Statistik Nasional (HSN)
2018 di Gedung BPS setempat, Kamis (27/09).
Sementara beberapa lapangan usaha pun tumbuh di atas angka
7%, dengan didominasi bidang Informasi dan Komunikasi.
"Namun demikian, pertanian lah yang berkontribusi terbesar
pada struktur ekonomi, padahal hanya memberikan andil pertumbuhan paling sedikit," ungkapnya.
Dari sisi Inflasi Tahunan Kabupaten Magelang selama kurun
waktu 2014 sampai dengan 2018 dinilai cukup terkendali karena berada pada
kisaran di bawah 4%. Namun sempat mengalami peningkatan pada 2014 karena adanya
penghentian subsidi bahan bakar minyak (BBM). Pada periode Januari - Agustus 2018,
inflasi Kabupaten Magelang hanya sebesar 1,65%.
"Kalau kita coba melihat angka itu, kita nggak begitu khawatir
tentang berita bombastis dolar naik, rupiah jatuh, kemudian kita susah beli
barang. Justru tidak, harga kebutuhan pokok pun tidak mengalami kenaikan, malah
penurunan. Kalau suatu negara nggak pernah mengalami inflasi, justru kurang
menarik untuk (lokasi) berinvestasi," bebernya.
Data BPS melaporkan, presentase kemiskinan di wilayah Kabupaten
Magelang pada 2017 sebesar 12,42%. Angka ini lebih rendah dibanding kabupaten
lain di Jawa Tengah, berbeda dengan di perkotaan yang lebih rendah angka
kemiskinannya.
"Target kita di 2017 angka kemiskinan hanya 9 koma sekian
persen. Namun, garis kemiskinan Magelang masih sangat rendah dibanding Jawa Tengah.
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Magelang pun dari 2011 cenderung turun persentasenya," imbuh Wiyadi.
Sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Magelang
hanya 2,44%, termasuk rendah dibandingkan kota dan kabupaten lain se-Jawa Tengah,
dengan angka tertinggi di Kota Tegal yang mencapai 8,19%.
"Sebagian besar penduduk Kabupaten Magelang bekerja di sektor
pertanian 34,52%; industri pengolahan 18,12%; perdagangan besar, eceran, rumah
makan dan hotel 21,34%; jasa kemasyarakatan 12,90%; dan lainnya 13,12%," jelasnya.
Pada 2017, angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Magelang tumbuh 0,80%, lebih tinggi dari Jawa Tengah 0,77% tetapi lebih rendah
dari nasional 0,90%. Rata-rata pertumbuhannya tiap tahun mencapai 1,12%
melampaui Jawa Tengah 0,93% dan nasional 0,89%.
"Data statistik merupakan salah satu faktor utama dalam
penyusunan dan penentu arah kebijakan. Data yang berkualitas dapat dijadikan ukuran
kriteria keberhasilan kinerja pembangunan. Arah kebijakan adalah terwujudnya
Kabupaten Magelang yang semakin Semanah (Sejahtera, Maju dan Amanah)," pungkasnya.
Hari Statistik Nasional diperingati setiap 26 September, dan tahun ini mengangkat tema 'Dengan Data, Tingkatkan Prestasi Bangsa'.