BERITAMAGELANG.ID - Penggunaan teknologi di era
digital telah membuka peluang besar bagi perkembangan sendi kehidupan manusia,
namun dibalik itu berbagai dampak negatif dari penggunaan internet terus
bermunculan karena minimnya literasi digital.
Salah satu yang perlu diwaspadai saat ini
menjelang Pilkada 2024 adalah mulai banyaknya disinformasi (hoaks)
terkait kontestan, pemilih, dan penyelenggara pilkada bertebaran dimedia sosial
kita. Selain itu, juga munculnya kampanye hitam, fitnah, hasut dan lain
sebagainya.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Magelang Budi Daryanto saat membuka acara Tular Nalar
Sekolah Kebangsaan bagi pemilih pemula, Rabu 30/10/2024 di De ATM Cafe, Desa
Trasan Kecamatan Bandongan.
" Tindakan cyberbullying, penyebaran berita hoax,
ujaran kebencian dan konten pornografi saya rasa cukup meresahkan. Efek yg
ditimbulkan bukan perkara sepele karena akan merusak generasi bangsa dan
memecah belah persatuan," kata Budi
Ia menyampaikan, kegiatan literasi melalu
program Tular Nalar Sekolah Kebangsaan yang diikuti 90 Pelajar SMA/SMK di
wilayah Kabupaten Magelang ini bertujuan untuk membangun sikap berpikir kritis
dalam menerima informasi dan bijak menggunakan teknologi komunikasi digital.
" Sekolah kebangsaan hari ini dalam rangka
meningkatkan kemampuan literasi digital untuk membangun generasi muda yang
mampu bersikap kritis dalam menerima informasi dan bijak menggunakan teknologi
komunikasi digital, serta bertanggung jawab dalam menggunakan hak pilih mereka,
mampu menangkal disinformasi yang semakin marak pada hari menjelang
dilaksanakanya Pilkada 2024," jelasnya.
Koordinator wilayah Masyarakat Anti Fitnah
Indonesia (Mafindo) Magelang Raya Dwita Sari menjelaskan Tular Nalar
Sekolah Kebangsaan adalah program pelatihan literasi digital yang
diinisiasi oleh MAFINDO dan didukung olehà Dinas Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Magelang.
" Peran pemilih pemula sangat penting untuk menjadi
garda terdepan dalam membedung berita-berita hoax. Pemuda harus bisa terus
mengawal demokrasi dengan turut berpartisipasi dalam pemilu, bebas dari hoax
dan memilih pemimpin dengan cerdas," kata Dwita.
Ia juga mengingatkan dalam hal ini pemilih
pemula selayaknya menggunakan rasional berfikir dalam menghadapi Pilkada 2024,
dan memberikan pencerahan kepada masyarakat.