Bahkan, katanya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) juga belum bisa mengadakan kegiatan pelatihan sendiri. Alasannya, yakni ketiadaan dana. Selama ini, pembinaan terhadap pelaku UMKM di wilayah ini diikutkan dalam kegiatan dari Pemerintah Propinsi (Pemprop) Jawa Tengah.
Setiap bulan, lanjutnya, kegiatan pelatihan pada pelaku UMKM selalu diadakan oleh Pemprop. Pesertanya adalah pelaku UMKM di daerah-daerah. Amir menyebutkan, dalam sebulan, pihaknya mengirimkan peserta untuk pelatihan tentang UMKM sebanyak rata-rata tiga kali. Dalam sekali kirim, ada dua orang pelaku dan karyawan UMKM. “Mereka diambilkan dari UMKM yang telah terdata di Dinas Perindustrian Koperasi dan UMKM, secara bergiliran. Dalam hal ini Pemkab hanya fasilitas dari Pemkab. Untuk akomodasi dan transportasi sudah ditanggung acara tersebut,” lanjutnya.
Materi yang diberikan juga bermacam-macam, seperti akuntansi, manajemen pemasaran, perkoperasian, perpajakan, kewirausahaan di berbagai bidang, ketrampilan usaha produktif, agribisnis dan lainnya. Dari sini, pihaknya berharap, para pelaku UMKM bisa membentuk kelompok beranggotakan beberapa pelaku, sehingga ketika salah satunya mendapat ilmu tambahan dari pelatihan, bisa membagikan pada anggota kelompok tersebut. Jika wilayah ini mempunyai sebuah balai pelatiha, katanya, tentu bisa mengadakan pelatihan mandiri, bahkan dilakukan rutin guna meningkatkan sumber daya manusia pelaku UMKM. Ia memperkirakan, tahun 2010 mendatang pihaknya baru bisa mengadakan kegiatan sendiri. Rumusan kegiatan baru akan dibuatnya dan diajukan dalam anggaran.
Ketua DPRD Kabupaten Magelang Susilo mengungkapkan sebagai salah satu sektor unggulan disamping pertanian dan pariwisata, UMKM seharusnya mendapatkan perhatian. “Salah satu upaya untuk meningkatkan UMKM bidang industri misalnya dibuat sebuah etalase produk unggulan Kabupaten Magelang. Beberapa produsen membentuk komunitas dan membuat sebuah lokasi sehingga mempermudah akses pasar,” katanya.